Tausiah Isro Dan Mi’roj 1446 H Bersama Pimpinan Pondok Al-Mujtama’ Al-Islami

Isro dan Mi’roj 1446 H menjadi hari peringatan bagi umat muslim di Indonesia. Tepatnya pada tanggal 27 rajab masyarakat muslim Indonesia memperingati hari di Isro dan di Mi’rajkan-nya Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa paling berharga karena pada hari tersebut Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid Al Aqsa, kemudian dibawa ke langit ketujuh dan diperlihatkan sebagian kebesaran Allah.

Pada hari itu pula, Rasulullah mendapatkan perintah untuk sholat lima waktu. Demi memperingati hari Isro dan mi’roj 1446 H Pondok Pesantren Al-Mujtama Al-Islami juga mengadakan acara khusus.

  • Tausiah di Masjid Ar-Royyan

Pondok Pesantren Al-Mujtama Al-Islami sendiri merupakan ponpes yang berada di desa Karang Anyar, kec. Jati Agung, kab. Lampung Selatan. Sudah buka sejak tahun 2008 lalu, santrinya berasal dari berbagai belahan Indonesia.

Ada banyak kegiatan menarik di pondok tersebut, termasuk memperingati hari-hari besar islam seperti isro mi’roj. Yang kali ini, kegiatan peringatan dilakukan di masjid Ar-Royyan. Yakni merupakan masjid tempat para santri menimba ilmu.

Masjid bagi para santri beribadah, mendapatkan pendidikan dari para asatidz dan asatidzah juga pimpinan pondok. Acaranya berjalan dengan khidmat, para santri terlihat menyimak bahkan mencatat poin-poin penting dari tausiyah.

  • Pemateri Pimpinan Pondok

Dalam peringatan kali ini, pemateri atau pengisi tausiah tersebut adalah pimpinan pondok Al-Mujtama Al-Islami. Beliau adalah Prof. Dr. KH. BUKHORI ABDUL SHOMAD, S.Ag, S.H, MA, M.Pd. merupakan pimpinan sekaligus pendiri dan perintis pondok ini.

Selain menjadi pimpinan pondok beliau juga merupakan dosen prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir di UIN Raden Intan Lampung. Dengan keilmuan yang mumpuni beliau mampu mendirikan bahkan merintis pondok dari nol.

Pada kesempatan kali ini, beliau menjadi pemateri untuk acara Isro’ Mi’roj tahun 1446 Hijriyah. Beliau menjelaskan perjuangan Rasulullah dalam berdakwah menyampaikan ajaran agama islam selama zaman jahiliyah.

Rasul membutuhkan waktu sekitar 23 tahun agar dakwahnya bisa diterima banyak orang. Meski sebagai seorang Rasul bisa meminta apa saja kepada Allah, Nabi Muhammad tetap menjalaninya dengan sabar demi memberi contoh kepada umat muslim bahwa dakwah itu sama sekali tidak mudah.

Juga mengajarkan bahwa dakwah membutuhkan keikhlasan dan kesabaran agar bisa mendapatkan

  • Dihadiri Seluruh Santriwati , Ustadz dan Ustadzah

Dalam kesempatan atau acara Isro Mi’roj 1446 H ini seluruh santriwati ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami hadir untuk mendengarkan tausiyah dari pimpinan pondok. Mereka duduk rapi, dan mendengarkan tausiyah dengan baik agar mendapatkan ilmu yang tengah disampaikan

Para santri ini menyimak kisah perjalanan dari Rasulullah yang disampaikan. Bukan hanya itu saja, selain para santriwati ustadz dan ustadzah juga tampak hadir untuk ikut menyimak dan mengawasi santriwati.

Semua hadirin yang datang menyimak dan menyerap ilmu dari penjelasan pimpinan pondok sebaik mungkin. Para santri membawa buku catatan untuk mencatat poin penting yang mereka dapatkan dalam tausiyah tersebut.

Tidak heran selama tausiyah berlangsung para santi menyimak dan memperhatikan dengan baik.

Adanya peringatan seperti ini, mengingatkan kita bagaimana kehidupan Rasulullah selama masa-masa dakwahnya. Banyak pondok pesantren yang ikut andil memperingati demi mengenang, mengingat kembali serta meningkatkan keimanan.

Karena dengan mengenang masa perjuangan Rasul akan meningkatkan rasa ketaqwaan pada Allah jug rasa cinta kepada Rasulullah. Tidak mudah memperjuangkan islam pada masa jahiliyah.

Sebagai umat muslim sudah seharusnya menghargai jerih payah Nabi Muhammad dengan terus meningkatkan keimanan kepada Allah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top